Oleh : Zainudin Hasan,SH,MH*
Dokumentasi Pribadi, 16 Desember 2009 |
Kelompok kerabat memiliki
peran dan fungsi masing-masing yang cukup signifikan dalam sistem
sosial adat dan acara adat, sehingga apabila ada salah satu kelompok
atau kerabat tersebut tidak ada maka untuk melengkapi “ritual adat” dikenal
adanya Pemuarian dan
angkon-angkonan (mengangkat
saudara).
Nama-nama kelompok
kerabat tersebut adalah sebagai berikut :
-->- Kelama : Mehani Induk ( Saudara laki-laki Ibu dan keturunannya)
- Kemaman : Puwari Bapak ( Saudara laki-laki Bapak dan keturunannya)
- Keminan :
- Kelepah Induk (Saudara perempuan Ibu)
- Nakbay Bapak (Saudara perempuan Bapak)
- Kenubi : Anak-anak kelepah Induk (Anak-anak dari saudara perempuan Ibu)
- Kelepah : Saudara antara perempuan
- Puwari : Saudara antara laki-laki
- Nakbai : Saudara perempuan
- Mehani : Saudara laki-laki
- Benulung : Anak-anak nakbai Bapak (Anak-anak dari saudara perempuan Bapak)
- Lebu : Kelama Bapak (Saudara laki-laki Nenek)
- Pirul : Anak perempuan Ibu dan Bapak yang telah berkeluarga, Keluarga pihak anak perempuan yang sudah berkeluarga termasuk suaminya
- Lakau : Kakak atau adik laki-laki Istri
- Lah : Adek laki-laki Suami
- Maru : Ngemian kelepah Maju (Suami saudara perempuan istri)
- Sabay : Hubungan kekerabatan keluarga karena pertalian pernikahan anak (Besan)
- Anak mantu : Istri dari anak
- Anak ngemian : Suami dari anak
- Uyang : Saudara perempuan suami
- Umpu : Cucu
- Tuyuk : Anak cucu (Cicit)
- Embay : Nenek
- Bakas : Kakek
- Ngemian : Suami
- Maju : Istri
- Meruwai : Istri suami (apabila suami memiliki lebih dari satu istri)
Berbeda dengan suku-suku
lainnya di Indonesia pada umumnya, suku Lampung memiliki banyak
sekali panggilan khas terhadap hubungan persaudaraan dimana
panggilan-panggilan tersebut menunjukkan kedudukannya dalam sistem
adat dan keluarga. Jika dalam suku Jawa untuk semua laki-laki biasa
dipanggil Mas dan untuk perempuan biasa dipanggil Mba, Paklek, Pakde
dan Bulek, Bude untuk Paman dan Bibi, Suku Padang untuk laki-laki
dipanggil Uda dan untuk perempuan dipanggil Uni, Sunda dengan Akang
dan Teteh, Surabaya Cak, Bali Bli, Makasar Daeng dan seterusnya.
Tidak begitu dengan suku Lampung, selain heterogennya panggilan nama
juga dipengaruhi oleh kedudukannya dalam sistem keluarga misalnya
karena anak tertua laki-laki, tingkat hubungan kekerabatan dengan Ibu
atau Bapaknya dan sebagainya, sehingga panggilan untuk kakak pertama
dengan kakak kedua berbeda panggilannya, panggilan untuk Kelama
berbeda dengan panggilan untuk Benulung, untuk Kemaman
berbeda Kenubi dan
seterusnya. Untuk itu kedepan topik pembahasan selanjutnya saya akan
berusaha mengupas mengenai istilah-istilah panggilan dalam hubungan
kekerabatan keluarga masyarakat Lampung.
Salam, Tabik.
*Dosen Hukum Adat, Universitas Bandar Lampung
*Dosen Hukum Adat, Universitas Bandar Lampung
*Catatan: Saya
mengulas istilah hubungan kekerabatan orang Lampung Pepadun Wabilkhusus
Lampung Sungkai Marga Bungamayang yang bisa saja berbeda istilah
dalam tiap Marga atau antara Lampung Pesisir dan Pepadun.
No comments:
Post a Comment